Oleh :
Dr.Patricia M.Widjaja,SpR
Bagian Radiologi RS
HUSADA,JAKARTA.
Computed
Tomography (CT ) scan sejak diperkenalkannya pada tahun 1972 telah menunjukkan
kemampuannya sebagai alat diagnostic imaging bertehnologi komputer canggih (HighTech) yang mempunyai resolusi tinggi untuk jaringan otak ,jaringan lunak dan tulang
dari kepala sampai perut bawah/pelvis dalam potongan penampang,disebut sebagai
cross sectional . Munculnya tehnologi
multidetektor/ multislice CT di awal
tahun 2000 ini menjadikan CT scan semakin sempurna dan terbuka untuk aplikasi baru yang selama
ini tidak dapat dilakukan karena keterbatasan :
–
Scanning time
–
Slice thickness
–
Spatial resolution
–
Reconstruction
MDCT/MSCT
mengubah pandangan CT scan dari cross sectional imaging menjadi 3-D imaging.
16-MSCT merupakan alat CT scan pertama yang di
unggulkan untuk cardiac imaging dan virtual endoskopi.
Disamping KV
dan mA yang menjadi issue dalam penggunaan CT scan karena dosis radiasi yang relatif tinggi (terutama
dengan munculnya multislice CT), untuk
kepentingan optimalisasi diagnostik, sebagai radioloog dan radiographer yang harus diperhatikan adalah :
-tebal potongan
(0,625-10mm)
-daerah/area potongan(yang ada kelainannya harus tercakup sebaik
mungkin).,mencakup FOV dan panjang potongan.
-kontras enhancementà dosis(volume)
dan kecepatan pemberian kontras .
-timing
pemberian kontrasàdelayed
time: fase arteri, fase vena, fase parenkim/equilibrium.
Menurut orientasi organ ,pemeriksaan CT scan dibagi atas:
·
Kepala
: Otak, tulang kepala,
sella/hipofise.
·
Head and Neck : orbita,sinus paranasalis,
mastoid, telinga, nasopharynx,
oropharynx, larynx. Kel.parotis, kel.thyroid.
·
Thorax: paru , pleura , mediastinum,
hilus,dinding dada.
·
Abdomen
atas: semua organ dari diafragma sampai ginjal.
·
Abdomen
bawah /rongga Pelvis: dibawah ginjal sampai buli.
·
Spine+pelvis
: cervical-thoracal-lumbosacral- tulang pelvis.
Patologi
pada CT scan:
Semua kelainan/lesi yang tidak seharusnya ada pada
struktur organ normal disebut
patologi..
DENSITAS:
Dikenal istilah
densitas : Hipodens(hitam), Isodens(abu abu) dan Hiperdens(putih) .Densitas
sangat penting dikenal karena akan menentukan arah lesi apakah suatu proses
jinak atau ganas, tumor atau infeksi. Lesi
bisa padatà
densitas sama dengan jaringan lunak ,disebut
lesi isodens atau sedikit hiperdens apabila kepadatannya lebih dari jaringan disekitar . Apabila lesi
menyengat setelah pemberian kontras, berarti lesi padat dan banyak mengandung
struktur vaskuler ,semakin menyengat semakin banyak pembuluh darah didalam lesi
disebut juga sebagai lesi hipervaskuler dan akan tampak sebagai lesi yang
hiperdens (putih) . Lesi mengandung
unsur darah atau kalsifikasi akan tampak
sebagai gambaran hiperdens (putih) sebelum kontras . Lesi yang kurang padat akan terlihat sebagai
lesi hipodens , dari lesi hipodens dapat menjadi hiperdens setelah pemberian
kontras . Variasi penyengatan
kontras dari yang homogen sampai
inhomogen atau yang hanya di tepi lesi
menjadikan suatu lesi spesifik atau mempunyai karakteristik khusus untuk
suatu kelainan.. Lesi yang sangat hipodens dan tidak menyengat setelah pemberian kontras
menunjukkan lesi jinak dan sebagian besar adalah kista atau lemak.
Kepadatan
densitas pada CT scan dinyatakan dalam ukuran Hounsfield Unit(H.U..) Sebagai
pegangan nilai nol( 0) H.U. = air. Diatas nol lesi mengarah pada cair dan padat, dibawah nol
lesi mengarah pada lemak dan udara. Nilai
positif H.U. yang mencapai diatas 100 mengarah pada kalsifikasi-tulang.
Nilai minus 100H.U. mengarah pada unsur udara. Karena itu pengukuran H.U.
sangat penting dalam menilai suatu kepadatan lesi , setiap ada lesi selayaknya
dilakukan pengukuran densitas dalam satuan H.U.
MASSA :
Sesuatu yang padat berbentuk bulat,oval atau tidak
teratur karena bersifat infiltratif disebut massa atau s.o.l.(space occupying
lesion), biasanya diartikan sebagai tumor.
Tumor bisa berbatas tegas atau berbatas tidak
tegas dengan jaringan sekitar. Untuk menilai batas tumor yang terbaik adalah
dibuat dalam berbagai arah potongan dan dengan MSCT hal ini menjadi lebih
optimal karena kemampuannya membuat potongan dalam berbagai arah bahkan dengan 3-dimensi.
Massa tidak selalu harus tumor. Hematom/bekuan
darah, abses dan proses peradangan yang padat
misalnya granuloma juga berbentuk massa.
Setiap massa selayaknya dilakukan pengukuran dalam
3 dimensi, yaitu diukuran penampang terbesar dalam potongan axial-coronal atau
sagital . Untuk CT scan yang bukan MSCT cukup
penampang axial , biasanya dalam satuan mm atau cm.
MACAM MACAM INDIKASI :
CT
scan otak :
Trauma kapitis/KLL, complicated fractureà
Perdarahan extra-intracerebral , benda
asing(Corpus alienum) , 3D imaging untuk keperluan rekonstruksi.
CVD(Stroke) àInfark berdarah, infark tidak berdarah (sumbatan
pembuluh darah) .
Tumor otakà jinak, ganas, padat,
kistik,tunggal, multiple, kalsifikasi,berdarah+/-.
Infeksi otak à granuloma, abses,
fokal cerebritis,encephalitis, meningitis.
Kelainan degenerasià atrofi, white matter
degenerasi .
CTA, tehnik perfusi: kelainan vaskuler circ.Willisi, a.carotis,a.vertebralis dan a.
basilarisà
stenosis, calcium plaque, aneurysma,AVM.
Kelainan bawaan à hydrocephalus,
meningocele, gangguan perkembangan pertumbuhan jaringan otak yang tidak sempurna.
CT scan Head
and Neck :
Tumor à jinak,ganas( dengam
MSCT harus selalu dibuat rekonstruksi coronal-sagital-oblique bila
perlu)
Mencari pembesaran kelenjar getah bening (Kgb)
leher untuk keperluan tumor staging pada
keganasan di leher
Infeksià abses,
infiltraat,edema.
Kasus cervical spineà Canal
stenosis, HNP, kelainan bawaan tulang vertebrae, trauma(melihat kedudukan
fraktur)
MSCT: virtual bronchoskopià
melihat penyempitan trachea sampai bronchus, mencari tumor didalam lumen
trachea sampai bronchus.
CT scan Thorax-mediastinum
Pemeriksaan CT scan thorax dapat dilakukan dalam dua macam
tehnik, yang biasa dengan potongan 5mm dilakukan tanpa dan dengan kontras ,biasanya untuk kasus
kasus s.o.l. atau dengan tehnik HRCT=High Resolusi CT dimana tebal potongan
0,625 atau 1,25mm khusus untuk menilai
kelainan parenkim paru,
pemeriksaan dilakukan polos tanpa
kontras, tidak menilai kgb mediastinum dan struktur lainnya di mediastinum.
Tumor paru-pleura-mediastinumà
termasuk menilai pembesaran Kgb untuk keperluan staging.
Pneumonie,abses,cavitas.
HRCT: Emphysema paru ,interstitial lung
disease,fibrosis paru, bronchiectasis.
Penebalan/massa
atau cairan pleura.
Pulmonal emboli (pasien dengan sesak berat )
Trauma thorax-thoracal spine
Lesi thoracal spine
Aneurysma aorta,planning buat stent
Coronary CTA
Bimbingan Trans Thoracal Biopsi(TTB)
CT scan abdomen atas
Organ abdomen atas : Diafragma, hepar, lien,
kandung empedu, saluran empedu , pancreas, ginjal dan anak ginjal., lambung dan
usus abdomen atas àumumnya
mencari s.o.l.(massa/proses) .
Pada keganasan CT scan merupakan modal imaging
terbaik untuk keperluan staging.
Liver cirrhosis, fatty liver, HCC, ascites .
Kgb sepanjang paraaortal dan mesenterial
Cairan
abnormal di rongga perut atas à ascites, darah, abses.
cholecystitis, pancreatitis.
CT scan
abdomen bawah
Kasus ginekologis pada wanita dan kasus prostat
pada pria.--> paling sering masalah so.l./tumor untuk menilai jinak atau ganas. Pada kasus tumor
ganas untuk keperluan staging.
Kasus buli-bulià tumor untuk keperluan
staging.
Bimbingan fine needle biopsy
Whole
abdomen scan :
Pada kasus keganasan, harus dibuat whole abdomen
scan untuk keperluan staging, mencari metastasis jauh.
Anak kecil.
,orang tua, sakit keras
Trauma abdomen , fraktur lumbosacral-pelvis.
Akut abdomen: Ileus, perforasi.
Screening polypàVirtual colonoscopy
Aneurysma aorta untuk keperluan perencanaan stenting
Apa yang
harus diperhatikan dalam penerimaan pasien untuk CT scan :
INDIKASI: baca surat permintaan pemeriksaan dokter.
Dengarkan keluhan pasien: anamnesa
Tahu WD/ atau D/: jangan melakukan CT scan tanpa
mengetahui apa yang di cari/apa yag harus diperhatikan.
Lakukan persiapan yang baik untuk abdomen(minum
oral kontras)
Harus ada inform consent untuk pemeriksaan
dengan kontras
Perhatikan kontraindikasi kontras: Ureum
–creatinin, DM, Asthma,Dermatitis.
Apa yang
dapat dinilai pada CT scan:
Melalui pemeriksaan CT scan dapat dinilai :bentuk,ukuran
dan lokalisasi struktur yang ada didalam rongga tubuh.
Dengan pengukuran Hounsfield Unit density , dapat dibedakan
antara udara, cairan ,lemak dan jaringan
padat serta kalsifikasi/tulang.
Dengan pemberian kontras iodium injeksi,
struktur vaskuler dapat dibedakan dari struktur padat non vaskuler dan dapat
memberi informasi mengenai lesi
hipervaskuler/hipovaskuler.
Tujuan
pemeriksaan CTscan
Mencari kelainan/lesi yang akan memberi
perbedaan densitas dengan struktur disekitarnya. Sehingga lesi terlihat sebagai
suatu space occupying lesions/s.o.l.
Melihat perubahan struktur anatomi yang berubah
dalam ukuran /bentuk /kedudukan . Membesar,melebar,menyempit atau mengecil.
Menilai fek penyengatan kontras pada lesi yang dapat bersifat
hipervaskuler atau hipovaskuler melalui pemberian kontras iodium.
Tehnik pemerikssan :
Polos tanpa kontras
Dengan kontras iodium injeksi:
Persiapan:
Puasa sedikitnya 6 jam
Check riwayat allergi, DM, ureum
creatinin.
Hindari
adanya benda logam /ritslijting /anting/kalung .
Abdomen scan: minum oral kontras untuk mengisi
usus.--> diberikan 2-3x250cc larutan
cairan kontras .
Posisi
pasien terlentang di meja CTscan.
Pasang infus
dengan abocath 20-18 G, gunakan triway
dan injection pump untuk menghasikan penyengatan kontras yang optimal.
Dosis iodium kontras (dewasa) : 80-100 cc,
rate 3 cc/detik.
Potongan mencakup area yang akan di periksa.
Dengan multislice CT : potongan tipis dan timing bolus kontras tidak lagi menjadi masalah.
Pemberian kontras harus atas instruksi radioloog
dan radioloog yang menentukan waktu Delayed scan , menentukan berapa detik
untuk mendapatkan fase arteri,fase vena,
kadang fase equilibrium.
Radioloog
juga harus ada ditempat/mengawasi pemberian kontras. Bila terjadi sesuatu
dengan pemberian kontras, maka yang bertanggung jawab adalah radioloognya.
Selalu dibuat rekonstruksi coronal-sagital atau
oblique.
Prinsip
pencetakan gambar :
- Gambar CT scan dapat dicetak dalam berbagai kondisi . Dikenal a.l. soft tissue window, bone window dan lung window. Pemilihan window gambar harus disesuaikan dengan kasusnya.
- Perhatikan lesi abnormal, karena setiap lesi selayaknya dilakukan pengukuran densitas melalui (ROI-region of interest) dalam satuan H.U. dan dilakukan pengukuran penampangnya( dua atau tiga dimensi)
- Akan lebih baik kalau dapat dicetak beberapa lesi dengan magnifikasi.
- Dengan MSCT jangan semua gambar dicetak, akan menghabiskan terlalu banyak film.
- Pemilihan gambar harus atas persetujuan radioloog yang akan membaca, karena itu setiap selesai membuat CT scan, radioloog harus dipanggil, dan sama sama mengevaluasi hasil pemeriksaan dan menentukan mana yang akan di ukur, mana yang akan di cetak besar dsb. .
KESIMPULAN :
CT scan
merupakan alat diagnostik imaging canggih yang saat ini mengalami perkembangan pesat dengan munculnya 64slice-CTscan(MSCT), keunggulan selama ini untuk
otak dan head and neck secara perlahan banyak diambil alih oleh MRI. Namun perannya
pada thorax dan abdomen masih lebih unggul dari MRI. Keuntungan CT scan
dibandingkan MRI adalah dalam :
- kecepatan , dimana CT scan sekarang adalah dalam hitungan detik
- tebal potongan, saat ini CT scan mampu membuat potongan 0,625mm
- kontras iodium yang diberikan dapat dibuat dalam fase arteri,vena dan equilibrium yang sangat informatif untuk beberapa kasus.
CT scan menjadi
pilihan utama untuk anak kecil, orang tua , penderita sakit berat , trauma berat dimana pemeriksaan harus dilakukan dalam hitungan detik.
Untuk mencapai optimalisasi
pemeriksaan ,perlu diperhatikan :
Persiapan pasien
Kooperatif pasien
Data klinis yang baik. Jelas indikasinya, jelas
tujuan mencari lesi/kelainan..
Secara
umum tehnik pemeriksaan harus dalam pengawasan dan instruksi seorang
radioloog : (tebal dan area potongan tepat ), Timing , rate dan
volume pemberian kontras iodium injeksi harus adekwat sesuai instruksi radioloog .
Pencetakan gambar yang benar.(window width and
window level tepat ; lesi tercetak baik)
Bersama
sama dengan radioloog meng-evaluasi hasil pemeriksaan CT scan sebelum pasien
dipulangkan.
Terima kasih..., Alhamdulillah menambah pengetahuan saya
BalasHapus