Jumat, 07 Februari 2014

USG



Penggunaan Ultrasonografi (USG) untuk Melakukan Pemeriksaan Ginjal

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ultrasonografi (USG) merupakan suatu prosedur diagnosis yang digunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh, yang pemeriksaannya dilakukan diatas rongga tubuh untuk menghasilkan suatu gelombang ultrasonik didalam jaringan yang tidak berbahaya karena menggunakan radiasi non-pigeon. Ultrasonografi dapat digunakan untuk mendeteksi berbagai kelainan yang ada pada abdomen, otak, kandung kemih, jantung, ginjal, hepar, uterus atau pelvis.  Dalam makalah akan dibahas kegunaan USG untuk ginjal. Ultrasonografi (USG) ginjal adalah tes non-invasif menggunakan transduser yang memproduksi gelombang ultrasonik yang memantul dari ginjal dan mentransmisikan gambar organ pada monitor. Tes ini digunakan untuk menentukan ukuran dan bentuk ginjal, dan untuk mendeteksi massa, batu ginjal, kista, atau obstruksi dan kelainan lainnya. Pemeriksaan USG relatif aman, nyaman dan terjangkau untuk digunakan. Semuanya juga memiliki risiko yang sangat rendah dan tidak memerlukan persiapan apapun oleh pasien. Prosedurnya juga non-invasif dan tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga seseorang dapat segera melanjutkan kegiatan normal setelah pengujian.

1.2. Tujuan Umum

Agar mahasiswa mengetahui tentang sejarah, jenis, komponen dan penggunaan ultrasonografi (USG) dalam bidang kedokteran.

1.3. Tujuan Khusus

            Agar mahasiswa mengetahui penggunaan USG ginjal dan indikasi dilakukannya USG ginjal serta mengetahui teknik renal scanning dan gambar sonografi yang tampak.

















BAB  II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ultrasonografi (USG)

2.1.1. Definisi

Utrasonografi (USG) merupakan suatu metode diagnostik dengan menggunakan gelombang ultrasonik, untuk mendapatkan gambaran organ dalam tubuh manusia dari gelombang ultrasonik yang dipantulkan oleh organ. Gelombang pantulan ini dapat digunakan untuk identifikasi jarak, ukuran, dan keseragaman suatu benda. Pencitraan diagnostik dengan ultrasonik ini menggunakan radiasi non-pengion, sehingga bebas dari bahaya radiasi pengion. Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek ionisasi apabila bereaksi dengan materi. Gelombang ultrasonikmerupakan gelombang suara yang memiliki frekuensi lebih tinggi daripada kemampuan mendengar manusia yang frekuensinya antara 20-20.000 Cpd (Circles per detik-Hertz). Sehingga manusia tidak dapat mendengar bunyi gelombang ultrasonik. Alat diagnostik USG menggunakan gelombang ultrasonik yang mempunyai frekuensi 1-10 MHz. Kecepatan gelombang suara didalam suatu medium akan berbeda dari medium lainnya. Sifat akustik medium menentukan perbedaan ini.

2.1.2. Sejarah Ultrasonografi (USG)

Pertama kali ultrasonik ini digunakan dalam bidang teknik untuk radar, yaitu teknik SONAR (Sound, Navigation and Ranging) oleh Langevin, seorang berkebangsaan Perancis tahun 1918 pada waktu perang dunia ke I, untuk mengetahui adanya kapal selam musuh. Kemudian digunakan dalam pelayaran kedalaman laut. Menjelang perang dunia ke II (1937), teknik ini digunakan pertama kali untuk pemeriksaan jaringan tubuh, tetapi hasilnya belum memuaskan. Berkat kemampuan dan kemajuan teknologi yang pesat, setelah perang dunia kedua berakhir, USG berhasil digunakan untuk pemeriksaan alat-alat tubuh. Hoery dan Bliss pada tahun 1952, telah melakukan pemeriksaan USG pada beberapa organ, misalnya pada hepar dan ginjal.

Ada beberapa jenis USG diantaranya : USG 2 dimensi yang hanya memberikan gambaran secara datar, USG 3 dimensi dengan gambaran yang lebih detail, dan USG 4 dimensi dimana gambar yang dihasilkan terlihat seperti film. Penggunaan masing-masing USG tergantung pada kondisi pasien dan organ tubuh yang perlu diperiksa. Semua relatif aman, nyaman dan terjangkau untuk digunakan. Semuanya juga memiliki risiko yang sangat rendah dan tidak memerlukan persiapan apapun oleh pasien. Prosedurnya juga non-invasif dan tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga seseorang dapat segera melanjutkan kegiatan normal setelah pengujian.

2.2. Komponen dan Spesikasi Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi (USG) memiliki beberapa komponen yang menggunakan gelombangultrasonik, diantaranya:

1)        Transduser adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transduser dan mengubah gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk gambar.

2)        Monitor berfungsi untuk memantau gambar yang telah diubah oleh mesin USG dari gelombang menjadi gambar yang dapat dilihat pada layar.

3)        Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang menjadi sebuah gambar.

2.3. Penggunaan Ultrasonografi (USG)

Dalam dunia kedokteran secara luas, alat USG (ultrasonografi) digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan diagnosa atas bagian tubuh yang terbangun dari cairan. Ultrasonografi medis digunakan dalam:

a). Urologi                                             e). Endokrinologi

b). Gastroenterologi                                f). Ginaekologi

c). Obstetrik                                          g). Kardiologi

d). Intravascular Ultrasound                    h). Contrast Enhanced Ultrasound

2.4. Cara Kerja Ultrasonografi (USG)

Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transducer, yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam echo sesuai dengan jaringan yang dilaluinya. Dengan demikian bila transducer digerakkan seolah-olah kita melakukan irisan-irisan pada bagian tubuh yang dinginkan, dan gambaran irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat pada layar monitor.


























BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Ultrasonografi (USG) Ginjal

Ultrasonografi (USG) ginjal adalah tes non-invasif menggunakan transduser yang memproduksi gelombang suara yang memantul dari ginjal dan mentransmisikan gambar organ pada layar video. Tes ini digunakan untuk menentukan ukuran dan bentuk ginjal, dan untuk mendeteksi massa, batu ginjal, kista, atau obstruksi dan kelainan lainnya. Pemeriksaan USG ginjal dilakukan juga untuk melihat renal masses, untuk membedakan apakah cystic atau solid mass dan ukuran dari mass tersebut. Pemeriksaan ini dapat mengetahui bentuk, ukuran, gerakan ginjal dan hubungan ginjal dengan jaringan sekitarnya seperti adrenal gland.

3.2. Anatomi Ginjal

Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip biji kacang.  Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Sistem urinari yaitu : ginjal yang mengeluarkan sekret urin, ureter yang menyalurkan urin dari ginjal ke kandung kemih, kandung kemih yang bekerja sebagai penampung, dan uretra yang mengeluarkan urin dari kandung kemih. Berikut ini adalah anatomi ginjal normal :

a)    Renal Anatomi : manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut. Ginjal terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal juga disebut kelenjar suprarenal. Ginjal bersifat retroperitoneal, yang artinya terletak di belakang peritoneum yang melapisi rongga abdomen. Ginjal kanan terletak sedikit di bawah ginjal kiri karena diatasnya terdapat hati. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.

b)   Embriologi : kedua ginjal mulanya berkembang dalam pelvis, kemudian naik pada posisi dalam upper quadrants.

c)    Peredaran darah pada ginjal : dimulai dari arteri renalis yang langsung berasal dari aorta, sedikit inferior dari arteri mesentric superior. Setelah masuk renal hilum, arteri renalis dibagi dalam 4-5 interlobar arteri. Dari arteri interlobalis, kemudian melengkung ke arah dasar daripyramids yang disebut arcuate arteries. Cabang dari arcuate arteries akan kasuk ke glomerulirenalis. Dari arterioles darah akan meninggalkan glomerulus dan mengosongkancapillaries. Dari capillaries darah tersebut akan membawa dan menembus interlobular, arcuate, vena lobular dan menuju vena renalis. Pada hilum dari ginjal, vena renalis keluar di bagian anterior, ureter keluar di bagian posterior, dan arteri masuk antara keduanya.

3.3. Indikasi Dilakukannya Pemeriksaan USG Ginjal

Pemeriksaan USG ginjal dilakukan pada indikasi-indikasi, seperti : Radang pada tractusurinarius, terabanya ada mass pada pinggang dan punggung, kadar creatinine yang tinggi, sakit yang hebat pada daerah rusuk atau sakit pinggang, kencing darah (hematuria), berkurangnya atau sedikit jumlah urine yg dikeluarkan, hydronephrosis, tidak terlihat fungsi ginjal pada pemeriksaan BNO-IVP, dan terlihat adanya mass di abdomen pada pemeriksaan radiologi.

3.4. Teknik Renal Scanning dan Gambaran Sonografi yang Tampak

a.  Memperlihatkan hasil pemeriksaan laboratorium

Hasil pemeriksaan creatinin tinggi, hal ini menunjukkan adanya nefron yang rusak sehingga akhirnya terjadi renal disfunction. Pemeriksaan creatinin lebih sensitif dan spesifik untuk mengetahui fungsi ginjal daripada pemeriksaan BUN (Blood Urea Nitrogen). BUN akan lebih tinggi pada renal disfunction, dan juga pada GI (Gastro Intestinal) bleeding.

b.  Peralatan yang digunakan

Transducer dengan frekuensi 3,5 MHz dapat digunakan untuk memperlihatkananatomi dan patologi ginjal. Penggunaan transducer dengan frekuensi 5,0 MHz akan membantu untuk mengidentifikasikan renal calculi. Dan transducer 5,0 MHz juga digunakan untuk USG Ginjal pada anak-anak.

c.  Posisi pasien dan teknik scanning

·      Ginjal kanan

Pasien supine, dan bebaskan daerah abdomen dari pakaian yang menutupinya,taburkan jelly pada daerah kanan abdomen. Ginjal kanan akan terlihat jelas pada posisi supine, dengan mengunakan liver sebagai acoustic window. Untuk ginjal kanan scanning dapat dilakukan pada daerah subcostal dan pasien diinstruksikan untuk tahan napas. Scanning dapat dilakukan longitudinal dan transversal

·      Ginjal kiri

Ginjal kiri akan terlihat jelas dengan posisi RLD (Right Lateral Decubitus), oleskan jelly pada daerah kiri abdomen. Lakukan scanning pada daerah coronal kiri. Jika memungkinkan dengan menggunakan spleen sebagai acoustic window, dengan pasien diinstruksikan untuk menarik napas dalam dan tahan napas. Scanning dapat dilakukan longitudinal dan transversal.

d.  Echogenicity dari ginjal yang normal

Gambaran korteks ginjal  homogen dan echogenic-nya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tekstur  liver. Gambaran piramida ginjal anechoic dan sinus renalis dan perirenal fat tampak sangat echogenic.
Contoh   :             
(ukuran batu dapat langsung dihitung, pada kasus diatas ukurannya 8,61 cm x 3,24 cm x 1,03)
Disamping itu, lihat ukuran ginjal,, pada CKD stage 3 keatas terjadi atrofi ginjal. Sehingga ukuran ginjal mengencil...Dapat pula terjadi hidronefrosis pada ginjal karena batu. Ukuran ginjal normal 11-13 cm. Umumnya, 10 cm pada orang Indonesia masih di anggap normal.

Gambaran menunjukkan hydronephrosis

Renal obstruction of first degree with mild dilatation of the renal pelvis and calyces.


BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

1)     Ultrasonografi (USG) merupakan suatu prosedur diagnosis yang digunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh yang menggunakan gelombang ultrasonik dengan frekuensi lebih dari 20-20.000 Cpd (Circles per detik)

2)     Ultrasonografi (USG) memiliki komponen yang terdiri atas transducer, monitor dan mesin USG.

3)     Ultrasonografi (USG) dapat digunakan untuk mendeteksi ginjal, USG ginjal yaitu tes non-invasif menggunakan transduser yang memproduksi gelombang suara yang memantul dari ginjal dan mentransmisikan gambar organ pada layar video.

4)     Indikasi digunakannya USG ginjal antara lain : Radang pada traktus urinarius, , kencing darah (hematuria), hydronephrosis, tidak terlihat fungsi ginjal pada pemeriksaan BNO-IVP.

4.2. Saran

1)   Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk menciptakan USG yang dapat memeriksa organ tubuh lain yang saat ini belum dapat diperiksa seperti paru-paru dan tulang pelvis.

2)   Diharapkan pembaca khususnya perawat dapat menerapkan pengkajian diagnostik dan dapat mencari referensi lain untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai USG.




















DAFTAR PUSTAKA

Gabriel, J. F, 1996, Fisika Kedokteran, Buku Kedokteran, Jakarta

http://dapurherbalku.wordpress.com/2012/08/11/usg-ginjal/. Diakses tanggal 19 Oktober 2012

http://id.wikipedia.org/wiki/ultrasonografi.medis. Diakses tanggal 19 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar