Jumat, 07 Februari 2014

CAUDOGRAFI



     I.        Pengertian Caudografi
Caudografi atau Radiculografi adalah pemeriksaan radiografi dari Caudo Equina dan serabut saraf  lumbal dan sacral dengan pemasukan kontras media positif ke dalam ruang sub arachnoid secara punksi lumbal dengan di bawah control fluoroscopy.
a.   Menurut Glenda J. Bryan (1979)
Pemeriksaan caoudografi adalah satu jenis pemeriksaan yang mampu memberikan diagnose yang akurat pada tulang belakang dengan kontras media untuk menguji system syaraf yang berada dalam saluran columna vertebralis.
b.   Menurut Plate XLI
Pemeriksaan radiculografi adalah pemeriksaan radiografi dari caudo equinina dan serabut syaraf lumbal dan sacrum dengan penyuntikan kontras media larut dalam air ke dalam ruang subarachnoid lumbal.

    II.        Tujuan
Tujuan dari diadakannya pemeriksaan Caudografi adalah :
a.   Untuk memperlihatkan penekanan syaraf tulang belakang yang disebabkan oleh sendi herniasi fragmen-fragmen tulang atau tumor, yang disebabkan dari luka traumatic
b.   Untuk mengidentifikasi penyempitan tulang sub arachnoid dengan mengevaluasi pola aliran dinamik LCS (Liquor Caudo Spinalis)

  III.        Anatomi
Anatomi dan fisiologi menurut Evelyn C. Pearce :
a.   Columna Vertebralis
Columna Vertebralis atau disebut dengan tulang belakang adakah sebuah struktur lentur yang di bentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebra atau ruas tulang belakang. Di antara tiap dua ruas tulang pada tulang belakang terdapat bantalan tulang rawan. Panjang rangkaian tulang belakang pada orang dewasa mencapai 57 cm sampai 67 cm. Columna vertebralis dikelompokkan dan dinamai sesuai dengan daerah yang ditempatinya. Tujuh ruas columna vertebralis cervicalis atau ruas tulang bagian leher membentuk bagian tengkuk. Dua belas vertebra torakalis atau ruas tulang punggung membentuk bagian belakang thorax atau dada. Lima columna vertebralis lumbalis atau ruas tulang pinggang membentuk daerah lumbal atau pinggang. Lima vertebra sakralis atau ruas tulang kelangkang membentuk sakrum atau tulang kelangkang. Empat vertebra coccygeus atau ruas tulang tungging membentuk tulang coccygeus atau tulang tungging. Pada tulang leher, punggung, dan pinggang ruas-ruasnya tetap terlihat jelas terpisah dan columna vertebralis membentuk pusat sumbu kerangka tubuh tepatnya medial sagital plane.
Fungsi Columna Vertebralis adalah :
1.    Sebagai pendukung tubuh dengan perantara yang berbentuk cakram intervertebralis dan lengkungan dimana memungkinkan untuk membengkok tanpa patah
2.    Sebagai penyearah getaran dimana tubuh batang otak dan sumsum tulang belakang terlindungi dari getaran atau goncangan
3.    Menyediakan permukaan untuk kaitan otot dan memberi kaitan pada iga serta memberikan tapal batas posterior yang kokoh untuk rongga badan
4.    Memikul berat badan

b.   Fisiologi Columna Vertebralis
Columna vertebralis bekerja sebagai pendukung badan yang kokoh dan sekaligus bekerja sebagai penyanggah dengan tulang rawan cakram intervetebralis yang lengkungannya memberi fleksibilitas dan memungkinkan membungkuk tanpa patah. Cakramnya juga berguna untuk menyerap goncangan yang terjadi bilang menggerakkan berat badan seperti waktu berlari dan melompat. Columna vertebralis juga memikul berat badan, menyediakan permukaan untuk kaitan otot dan membentuk tapal batas posterior yang kokoh untuk rongga-rongga badan dan memberi kaitan pada tulang iga.

c.    Medula Spinalis
Medulla spinalis adalah bagian dari sistem saraf pusat yang bermula pada medulla oblongata menjulur ke arah caudal melalui foramen magnum dan berakhir di antara vertebrae lumbalis satu dan lumbalis dua, kemudian meruncing sebagai conus medularis. Canalis columna vertebralis mempunyai bentuk menyerupai segitiga, relative membesar pada cervical dan mengecil pada daerah thoracal. Penyebabnya adalah pada daerah columna vertebralis cervicalis terdapat syaraf-syaraf untuk tungkai atas dan di daerah lumbal terdapat persyarafan untuk tungkai bawah. Medula spinalis dikelilingi oleh beberapa membran seperti : piameter, arachnoid, dan durameter.
Piameter adalah lapisan yang paling dalam dan merupakan serabut halus, lapisannya lebih tebal dan kasar dibandingkan dengan lapisan otak manusia. Arachnoid adalah lapisan bagian tengah berupa serabut-serabut halus yang mampu memisahkan piameter dengan durameter. Durameter adalah lapisan terluar yang berupa serabut kasar dengan bentuk menyerupai tabung yang didalamnya terdapat radiks anterior dan posterior serat syaraf-syaraf spinalis yang keluar melalui canalis intervertebralis.
Di antara membran terdapat ruangan yang memisahkan keduanya seperti ruang sub arachnoid yang yang memisahkan piameter dan arachnois sedangkan sub dural memisahkan antara arachnoid dan durameter.
Fungsi Medulla Spinalis adalah :
1.    Mengadakan interaksi antara otak dengan seluruh bagian tubuh
2.    Sebagai pusat gerak pada otot seluruh tubuh
3.    Mengantarkan rangsangan dari otot dan sendi ke cerebral
4.    Menghubungkan antara segmen dan medulla spinalis
5.    Pusat reflex spinal

d.   Cairan Cerebro Spinal (Liquor Cerebro Spinal)
Hasil sekresi plexus choroid pada otak, bersifat alkali, being mirip plasma, tekanannya 60-140 ml, air bekerja sebagai buffer, melindungi otak dan tulang belakang, mengantarkan makanan menuju jaringan sistem syaraf pusat.
Fungsi cairan cerebro spinalis adalah untuk menjaga kelembapan dalam otak dan medulla spinalis, selain itu untuk melindungi medulla spinalis dan otak dari tekanan, dan sebagai pelumas medulla spinalis dan otak.

e.   Cauda Equina
Cauda Equina adalah serabut syaraf spinalis yang berbentuk seperti ekor kuda yang terletak di ujung medula spinalis serta biasanya ada di sekitar lumbal I sampai sacrum I.

  IV.        Indikasi Pemeriksaan
Indikasi Pemeriksaan dari diadakannya pemeriksaa Caudografi adalah :
a.   Kelainan di daerah Cauda Equina
b.   Adanya massa/tumor di sekitar sub arachnoid
c.    Paralise (Kelumpuhan tungkai bawah)
d.   Kista miningen dan radik
e.   Arachnoiditis
f.     HNP (Hernia Nukleo Purpose)
HNP adalah suatu kelainan yang terjadi pada discus intervertebralis, yaitu berupa penonjolan ke arah posterior yang dapat menimbulkan penekanan atau penyempitan syaraf-syaraf. Penekanan medulla spinalis akan berakibat timbulnya gejala-gejala neurologis dan rasa sakit yang sangat hebat pada penderitanya. HNP dapat terjadi pada usia muda dan tua, pada usia muda biasanya disebabkan oleh trauma atau gravitasi dimana columna vertebralis mendapatkan beban yang berat sehingga menyebabkan penonjolan pada discus intervertebralis, sedangkan pada usia tua dimana kekakuan discus intervertebralis kemudian diikuti dengan kehilangan elastisitas nucleus purpose dan degenerasi tulang rawan sendi jaringan fibro kartilago yang menyebabkan daerah vertebra lumbal pada penderita HNP merasakan rasa sakit.
g.    Kelainan-kelainan congenital

   V.        Kontra Indikasi
a.   Hipersensitive bahan kontras
b.   Peradangan pada daerah lumbal punksi

  VI.        Persiapan Pasien (Glenda J. Bryan)
Dalam beberapa pemeriksaan radiologi yang menggunakan bahan kontras, biasanya pasien di minta untuk melakukan beberapa persiapan. untuk pemeriksaan Caudografi, persiapan pasien adalah sebagai berikut :
a.   Dibuat foto lumbal AP dan Lateral
b.   Puasa 5 jam sebelum pemeriksaan
c.    Miksi sebelum pemeriksaan
d.   Jelaskan prosedur pemeriksaan kepada keluarga pasien

 VII.        Premedikasi (Glenda J. Bryan)
Premedikasi adalah obat-obatan yang diberikan kepada pasien sebelum pemeriksaan dilakukan. setiap pemeriksaan radiologi memiliki premedikasi yang berbeda-beda. akan tetapi, tidak semua pemeriksaan radiologi memerlukan premedikasi. dalam pemeriksaan Caudografi ini, diperlukan premedikasi sebagai berikut :
a.   Untuk pasien dewasa biasanya tidak diperlukan
b.   Untuk pasien anak-anak diberikan obat-obat sedatif (Omnopon Scopalamine)
c.    Pemeriksaan ini tidak dilakukan pada anak dibawah umur 12 tahun

VIII.        Kontras Media
Pemeriksaan Caudografi adalah pemeriksaan radiologi yang menggunakan kontras media untuk meningkatkan visualisasi dari organ yang diperiksa, dalam hal ini adalah Caudo Equina dan serabut saraf lumbal dan sacral. Kontras Media terbagi menjadi dua jenis yaitu, kontras media positif (+) dan kontras media negatif (-). Kontras media positif adalah kontras media dalam bentuk cair seperti Barium Sulfat (BaSO4) dan iodine compound. sedangkan kontras media negtaif adalah kontras media dalam bentuk gas seperti CO2, udara, dll. Kontras media yang digunakan dalam pemeriksaan Caudografi adalah kontras media positif yaitu, Meglumin iocarmate dengan dosis maksimal 5ml.
Penggunaan kontras media pada pemeriksaan Caudografi akan menggambarkan serabut syaraf secara baik. Agar serabut syaraf dapat tervisualisasi secara jelas, maka diupayakan kontras media hanya mengisi canalis spinalis sampai dengan lumbal I dan volume maksimal 5cc.
Penggunaan kontras media bersifat air memiliki alasan tersendiri. hal ini dilakukan karena kontras media yang bersifat air akan terserap jaringan sekitar 6-12 jam. sedangkan apabila menggunakan kontras media yang bersifat minyak akan berada di dalam canalis spinalis sampai bertahun-tahun. (Glenda J. Bryan)

  IX.        Persiapan Pasien (Glenda J. Bryan)
Dalam pemeriksaan radiologi yang menggunakan bahan kontras, biasanya diperlukan persiapan pasien. Untuk pemeriksaan Caudografi, persiapan pasiennya adalah sebagai berikut :
a.   Pasien diharuskan memiliki foto lumbal terbaru
b.   Pasien diwajibkan puasa makan dan minum selama 5 jam
c.    Pasien harus buang air kecil sebelum pemeriksaan di mulai.

   X.        Alat-alat dan Bahan (Glenda J. Bryan)
Persiapan alat-alat dan bahan pada pemeriksaan caudografi ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu, alat-alat steril dan alat-alat tidak steril.
NO.
Alat-alat steril
Alat-alat tidak steril
1
Sarung tangan
Skin cleanser (Hibitance 0,5 % dalam 70 % industrial spirit, blue stain)
2
Jarung pungsi lumbal no. 18 (2set)
Jarum disposible
3
Spuit 2 cc dan 10 cc masing-masing 1 buah
Anastesi local (Lignocaine 2 %)
4
Kain kasa
Kontras media dalam ampul
5
Korentang
Botol Specimen untuk cairan cerebro spinal
6
Gallipot
Plester
7
Handuk
Masker
8
Bengkok
Obat-obat emergensi


  XI.        Prosedur pemeriksaan
Pasien diposisikan lateral recumbent atau duduk membungkuk diatas meja pemeriksaan dengan kaki ditekuk yang bertujuan agar ruang intervertebralis melebar sehingga memudahkan dalam memasukkan lumbal punksi. Lakukan disinfektan pada daerah C.V Lumbalis III-IV untuk lumbal punksi. (Glenda J. Bryan)

Teknik lumbal pungsi adalah : (KC. Klarck)
a.   Pasien diposisikan duduk atau tiduran dengan posisi lateral decubitus kiri atau kanan.
b.   Dengan menggunakan kapas alkohol atau betadine daerah yang akan dipungsi dibersihkan.
c.    Setelah semua pemeriksaan dipersiapkan, lumbal pungsi dapat dilakukan dengan jarum pungsi lumbal setinggi C.V lumbalis III-IV langsung dimasukkan ke daerah sub arachnoid.
d.   Indikator jarum telah memasuki ruang sub arachnoid adalah dengan keluarnya LCS. Apabila cairan LCS belum keluar maka, jarum ditusukkan ke arah yang lebih dalam.
e.   Pada saat jarum pungsi berada dalam ruang sub arachnoid, cairan LCS yang keluar di tampung ke dalam sebuah botol.
f.     Setelah pemeriksaan selesai, jarum pungsi dicabut.

Kontras media dicampurkan dengan 2 ml LCS, kemudian di suntikkan secara perlahan (sekitar 20 detik) ke dalam ruang sub arachnoid menggunakan jarum punksi melewati ruang inter spinosus bagian bawah. Jarum kemudian dicabut dan pasien diposisikan prone dengan posisi meja pemeriksaan 15 lebih rendah daripada kepala. Setelah pemasukan kontras media selesai dilakukan oleh dokter ahli syaraf, kemudian perjalanan kontras di observasi dengan fluoroscopy pada daerah-daerah yang diinginkan. Setelah itu proses pengambilan gambar dilakukan. Oleh karena bisa terjadi toksis terhadap susunan syaraf pusat, maka kontras media tidak boleh memasuki canalis spinalis melebihi C.V Lumbali I dan penyuntikan kontras media tidak boleh melebihi 5 ml (Gonsette, 1971). Kontras media yang dimasukkan akan terserap sekitar 6 jam. Mulai dari punksi lumbal hingga penyuntikkan kontras media, harus di kontrol dengan fluoroskopi.
Posisi AP dan Oblique dibuat dengan menggunakan Under Couch Tube. Kaset yang digunakan adalah kaset berukuran 24x30cm. Marker R atau L diletakkan pada kaset atau sisi pasien (tanpa overlapping dengan objek). Posisi lateral dibuat dengan posisi tube horizontal (pasien dalam posisi tegak atau duduk). Meja pemeriksaan diatur 0-45 dengan letak kepala lebih tinggi daripada kaki untuk menggambarkan keseluruhan lumbal. (Glenda J. Bryan)
ATLAS RADIOLOGI EDISI III LOTHAR WICKE

 XII.        Perawatan Pasien (Glenda J. Bryan)
Selama  8 jam setelah penyuntikan kontras media, pasien tidak boleh tiduran terlentang. Pasien harus tidur dengan posisi pinggang lebih tinggi dan diganjal dengan kurang lebih dua bantal sampai rasa pegal di daerah lumbal hilang.
Setelah pemeriksaan selesai, pasien kembali ke ruangan rawat inap (masih dengan diganjal bantal). instruksikan kepada perawat bahwa pasien tidak boleh tidur terlentang selama kurang lebih 8 jam. Pasien harus bed rest selama kurang lebih 24 jam setelah pemeriksaan. Selama 24 jam, keadaan umum pasien dikontrol selama 15 menit sekali selama 4 jam pertama dan selanjutnya setiap 4 jam sekali. Keadaan tubuh pasien akan kembali normal dalam 2-3 hari.


















DAFTAR PUSTAKA

Bryan, Glenda J., D.S.R., S.R.R. Second Edition, Diagnostic Radiography A Consice Practical  Manual.Edinburgh and London. 1974. Churchill Livingstone.
Clark, K.C., Volume 2, Positioning Radiography. Landon. 1974. Churchill Livingstone.
http://firzandinata.wordpress.com/2011/05/21/trl-3-caudografi/
http://radiographeratrosumbar.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar