Dosis radiasi yang diterima
oleh seseorang dapat berasal dari alam (secara alamiah) maupun dari radiasi buatan manusia
(misalnya pemakaian sinar-X dalam bidang kedokteran).
Dalam laporan yang dipublikasikan pada tahun 2000, UNSCEAR (United Nations Scientific
Committee on the Effects of Atomic Radiation) menyatakan bahwa secara rata-rata seseorang
akan menerima dosis 2,8 mSv (280 mrem) per tahun. Sekitar 85% dari total dosis yang
diterima seseorang berasal dari alam. Sekitar 43% dari total dosis yang diterima seseorang
berasal dari radionuklida radon yang terdapat di dalam
rumah.
|
Radiasi Kosmik
Radiasi
kosmik merupakan radiasi yang berasal dari angkasa luar,
umumnya terdiri atas partikel proton. Proton merupakan
partikel bermuatan, sehingga jumlah proton yang memasuki atmosfir bumi dipengaruhi oleh
medan magnet bumi. Karena itu, dosis radiasi yang berasal dari radiasi kosmik bergantung
pada garis lintang; semakin jauh dari khatulistiwa, semakin besar dosisnya.
Ketika memasuki atmosfir bumi, radiasi kosmik berinteraksi
dengan atom/unsur penyusun atmosfir. Semakin mendekati
bumi, jumlah radiasi kosmik akan semakin berkurang karena diserap oleh bahan penyusun
atmosfir, sehingga dosisnya juga akan semakin berkurang. Pada permukaan bumi, secara
rata-rata, dosisnya sekitar 0,4 mSv (40 mrem) per tahun.
Beberapa kota di bumi, misalnya kota Lhasa di Himalaya,
Tibet, berada di lokasi yang cukup tinggi sehingga penduduknya akan mendapat dosis yang
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang berada di permukaan bumi. Secara
umum, intensitas radiasi kosmik bertambah dua kali lipat untuk setiap ketinggian 2 km.
Selain itu, mereka yang sering bepergian dengan pesawat
terbang juga akan mendapat dosis radiasi yang lebih tinggi. Penerbangan pada ketinggian 13
km, ketinggian yang umum untuk penerbangan komersial, memberikan tambahan dosis 0,005 mSv
(0,5 mrem) per jam penerbangan untuk setiap penumpang.
Kerak bumi (terestrial)
Semua bahan yang terdapat dalam kerak bumi mengandung
radionuklida, khususnya uranium (U), thorium (Th) dan kalium (K). Uranium tersebar di
bebatuan dan tanah dalam konsentrasi yang sangat kecil. U-238 merupakan induk dari
beberapa deret peluruhan radionuklida. Setiap radionuklida
akan meluruh menjadi radionuklida lain hingga akhirnya tercapai nuklida stabil Pb-206. Salah satu radionuklida yang berada
dalam deret peluruhan uranium ini adalah radon-222 (Rn-222) yang dapat berinteraksi dengan
udara. Thorium juga tersebar di tanah, dan Th-232 merupakan radionuklida induk dari deret
peluruhan lain. Konsentrasi kalium lebih banyak dibandingkan dengan uranium dan thorium.
Semua radionuklida tersebut memancarkan radiasi gamma. Karena itu, setiap saat kita mendapat radiasi gamma,
baik sewaktu kita berada di dalam maupun di luar rumah. Dosis yang diterima akan
bervariasi sesuai dengan struktur geologi daerah tempat tinggalnya dan dengan bahan
bangunan yang dipakai. Secara rata-rata, kita menerima dosis 0,5 mSv (50 mrem) per tahun
dari radiasi gamma alamiah yang berasal dari bebatuan dan tanah.
Kita mungkin berpikir bahwa dengan masuk ke dalam rumah,
kita akan terhindar dari radiasi terestrial. Kenyataannya, kontribusi radiasi terestrial
ini 20% terdapat di luar rumah, 80% berasal dari bahan bangunan.
Internal
Beberapa radionuklida yang berasal dari deret uranium dan
thorium, misalnya Pb-210 dan Po-210, terdapat di udara, makanan dan air. Karena itu, kita
juga mendapat radiasi secara internal (dari dalam tubuh). Selain itu, di dalam tubuh juga
terdapat radionuklida K-40 dan produk peluruhan radon. Interaksi radiasi kosmik dengan
atmosfir juga akan menghasilkan beberapa radionuklida, misalnya C-14, yang akan menambah
radiasi internal. Dosis efektif rata-rata dari radiasi
internal ini sekitar 0,3 mSv (30 mrem) per tahun. Sekitar separuh dari dosis ini berasal
dari K-40.
Radon
Radiasi yang berasal dari gas radon
(Rn-222) merupakan sumber utama radiasi yang kita terima sehari-hari. Hal ini terjadi
karena Rn-222 dapat bergabung dengan udara yang kita hirup. Kemudian, gas radon yang
memancarkan radiasi alfa ini dapat mengiradiasi paru-paru sehingga akan meningkatkan risiko terkena kanker.
Jika gas radon keluar dari tanah, gas radon akan
terdispersi (tersebar) ke udara. Karena itu, konsentrasi radon di lingkungan udara terbuka
akan kecil. Namun, jika gas radon memasuki ruangan tertutup, khususnya melalui lantai
rumah, konsentrasinya akan meningkat.
Dosis efektif rata-rata dari gas radon ini sekitar 1,2 mSv
(120 mrem) per tahun. Karena dosis total rata-rata (baik berasal dari radiasi alamiah
maupun buatan) sekitar 2,8 mSv (280 mrem) per tahun, maka kontribusi dari radon ini
sekitar 43% dari dosis total yang kita terima. Karena itu, kita harus mewaspadai dosis
radiasi yang berasal dari gas radon ini. Untuk mengurangi radiasi yang berasal dari gas
radon, ruangan gedung harus memiliki ventilasi yang cukup agar gas radon dapat
didispersikan oleh udara.
Kedokteran
Dalam bidang kedokteran, radiasi
pengion digunakan untuk diagnosis dan pengobatan (terapi). Pemakaian sinar-X untuk
memeriksa pasien disebut radiologi diagnostik, jika
radiasi digunakan untuk mengobati pasien, prosedurnya disebut radioterapi,
sedang pemakaian obat-obatan yang mengandung bahan radioaktif,
baik untuk keperluan diagnosis maupun terapi, disebut kedokteran
nuklir. Dosis efektif rata-rata yang berasal dari bidang kedokteran ini sekitar 0,4
mSv (40 mrem) per tahun.
Atmosfir (uji-coba bom nuklir)
Jika bom nuklir
diuji-coba di atas tanah, ledakan bom tersebut akan menghamburkan berbagai radionuklida,
misalnya H-3 dan Pu-241, ke atmosfir. Dari atmosfir, radionuklida tersebut kemudian secara
perlahan-lahan turun ke tanah. Sekitar 500 uji-coba bom nuklir dilaksanakan sebelum adanya
pembatasan uji-coba bom nuklir pada tahun 1963.
Radionuklida utama yang menjadi bahaya radiasi pada
uji-coba bom nuklir ini adalah C-14, Sr-90 dan Cs-137. Radionuklida tersebut dapat masuk
ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman. Selain itu, radionuklida tersebut dapat juga
terdapat di permukaan tanah sehingga akan menambah radiasi yang kita terima.
Dosis efektif rata-rata akibat radionuklida hasil uji-coba
bom nuklir ini sekitar 0,005 mSv (0,5 mrem) per tahun. Jumlah ini jauh lebih kecil
dibandingkan dengan dosis sekitar 0,1 mSv (10 mrem) pada tahun 1963 ketika uji-coba
peledakan bom nuklir mencapai puncaknya.
Kecelakaan PLTN Chernobyl
Pada tanggal 26 April 1986 terjadi kecelakaan di PLTN Chernobyl, Ukraina.
Kecelakaan itu mengakibatkan tersebarnya sejumlah bahan radioaktif ke lingkungan selama 10
hari. Sekitar 31 orang meninggal dunia, termasuk 28 orang petugas pemadam kebakaran. Para
petugas pemadam kebakaran tersebut mendapat dosis radiasi tinggi, antara 3 Sv (300 rem)
hingga 16 Sv (1600 rem), yang berasal dari bahan radioaktif yang mengendap di tanah.
Selain itu, mereka juga mengalami kontaminasi pada kulit yang mengakibatkan eritema akut. Sebanyak 209 orang juga mendapat perawatan di
rumah sakit, 106 orang di antaranya didiagnosa menderita sakit akibat radiasi yang cukup
parah. Kendati demikian, semuanya dapat disembuhkan dan diizinkan pulang setelah menjalani
perawatan beberapa minggu atau bulan di rumah sakit.
Radionuklida utama yang menjadi bahaya pada kecelakaan ini
adalah I-131, Cs-134 dan Cs-137. Dosis yang diterima berasal dari radiasi eksterna
radionuklida yang terdapat di permukaan tanah, dari terhirupnya I-131 sehingga
meningkatkan dosis radiasi pada thyroid, dan dari radiasi internal radionuklida yang
terdapat pada bahan makanan.
Ketika UNSCEAR menerbitkan laporan pada tahun 2000, pada
laporan itu masih disebutkan bahwa kecelakaan PLTN Chernobyl ini mengakibatkan dosis
efektif rata-rata sekitar 0,002 mSv (0,2 mrem) per tahun.
PLTN
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan salah
satu sumber daya energi listrik dunia. Pada setiap tahap daur
bahan bakar nuklir, termasuk penambangan, fabrikasi, operasi reaktor serta olah-ulang
bahan bakar, sejumlah kecil radionuklida dilepaskan ke lingkungan dalam bentuk cair, gas
atau padat. Dosis efektif rata-rata yang berasal dari energi nuklir ini sekitar 0,0002 mSv
(0,02 mrem) per tahun.
Lain-lain
Selain mendapat dosis radiasi yang berasal dari latar
belakang seperti disebutkan di atas, kita juga mendapat tambahan dosis radiasi, misalnya
bila kita di"roentgen". Tabel berikut memperlihatkan beberapa sumber paparan
yang dapat menambah dosis radiasi.